Rabu, 24 Maret 2010

URAGA SUTTA

BAB I
BAB TENTANG ULAR
1. URAGA SUTTA
Kulit Ular
Bhikkhu yang membuang semua nafsu manusiawi bagaikan ular yang mengelupaskan kulitnya
1. Bila seorang bhikkhu membuang kemarahan segera setelah kemarahan muncul, seperti penawar racun yang diberikan tepat waktunya untuk melawan racun ular yang masuk ke dalam tubuh, bhikkhu itu terbebas dari Proses Tumimbal Lahir bagaikan ular yang mengelupaskan kulitnya yang sudah tua dan usang.1 (1)
2. Dia yang telah sepenuhnya menghancurkan nafsu seperti halnya orang memotong bunga teratai di danau, bhikkhu itu .... (2)
3. Dia yang telah sepenuhnya menghancurkan nafsu keinginan bagaikan mengeringkan sungai yang dahulunya berarus deras ...2 (3)
4. Dia yang telah sepenuhnya menghancurkan kesombongan bagaikan jembatan ilalang rapuh dihanyutkan oleh banjir deras .... (4)
5. Dia yang tidak melihat inti apa pun di dalam bentuk dumadi (becoming) bagaikan orang yang tidak menemukan bunga di pohon ara .... (5)
6. Dia yang tidak memiliki kemarahan di dalam dirinya dan telah menanggulangi semua bentuk dumadi .... (6)
7. Dia yang telah menghancurkan spekulasi, yang telah benar-benar siap tanpa ada sisa .... (7)
8. Dia yang tidak gelisah serta tidak malas, dan telah menanggulangi segala rintangan semacam itu .... (8)
9. Dia yang tidak gelisah serta tidak malas, dan tahu bahwa semua yang ada di dunia ini adalah tanpa inti .... (9)
10. Dia yang tidak gelisah serta tidak malas, dan tahu bahwa segalanya adalah tanpa Inti, yang telah terbebas dari keserakahan .... (10)
11. Dia yang tidak gelisah serta tidak malas, dan tahu bahwa segalanya adalah tanpa inti, yang telah terbebas dari nafsu birahi .... (11)
12. Dia yang tidak gelisah serta tidak malas, dan tahu bahwa segalanya adalah tanpa Inti, yang telah terbebas dari kemarahan .... (12)
13. Dia yang tidak gelisah serta tidak malas, dan tahu bahwa segalanya adalah tanpa inti, yang telah terbebas dari kebodohan batin .... (13)
14. Dia yang tidak memiliki kecenderungan tak sehat apapun dan telah sepenuhnya menghancurkan akar-akar kejahatan .... (14)
15. Dia yang tidak memiliki kecemasan apa pun yang merupakan penyebab masuknya ke dunia ini .... (15)
16. Dia yang tidak memiliki nafsu keinginan apa pun yang menyebabkan kemelekatan terhadap dumadi .... (16)
17. Dia yang telah menghilangkan lima penghalang,3 yang telah terbebas dari kebingungan karena telah mengatasi keraguan dan kesedihan .... (17)

Catatan
1. Setiap bait berakhir dengan pengulangan: 'bhikkhu itu terbebas dari Proses Tumimbal Lahir bagaikan ular yang mengelupaskan kulitnya yang sudah tua dan usang.'
2. Bagian kedua dari bait teks itu muncul sebagai saritam sighasaram visosayitva, sedangkan Kitab Komentar menyatakan: saritam gatam pavattam, sighasaram, sighagaminim, saritam sighasaram pi tanham.
Yang belakangan itu berarti 'nafsu keinginan yang mengalir dengan cepat.' Dalam bait-bait serupa, perumpamam kedua dan keempat diberikan di bagian kedua. Karena itu, di dalam analogi dua bait ini saya merasa bahwa kata-katanya telah diubah, bahkan pada masa Kitab Komentar. Pada hemat saya, yang benar seharusnya berbunyi saritam sighasaram va sosayitva. Karena itulah saya telah menerjemahkan sesuai dengan itu.
3. Nafsu indria, keinginan jahat, kemalasan fisik dan mental, kegelisahan dan kecemasan, skeptisisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar